Kamis, 10 Januari 2013

Pentingnya Niat

Semua amal ibadah tergantung pada niatnya, apabila niatnya bukan karena Allah semata maka sebanyak dan seberat apapun ibadah yang dilakukan, hanya akan menjadi sebuah fartamorgana (cuma bayangan semata). boleh saja sebenarnya kita beribadah dengan alasan takut masuk neraka, maka dengan ibadah itu insyaallah kita akan terselamatkan dari adzab neraka. dan boleh saja kita beribadah dengan harapan bisa masuk surga, maka dengan demikian ibadah itu akan membawa kita masuk ke surga. tapi pernahkah anda berfikir dengan begitu kita hanya mendapat apa yang kita harapkan. yang penting jangan sampai kita beramal atau beribadah karena hanya ingin mendapat pujiian dari orang lain. karena dengan begitu secara otomatis kita akan kehilangan amal dengan sia-sia, membuang waktu hanya untuk hal yang sia-sia, menggunakan tenaga hanya untuk hal yang sia-sia, mengeluarkan harta untuk hal yang sia-sia. padahal niat ibadah yang utama hanya untuk mendapatkan ridha Allah semata. 
apabila kita tulus karena mengharap ridha dari Allah, maka Allah swt akan memberi kita balasan yang berlipat ganda dan lebih dari yang kita dambakan. ketika kita tidak menginginkan ganjaran surga dalam beramal, maka Allah akan menerima amal itu dengaan penuh penghormatan, sehingga Allah pun tidak akan perhitungan atau menggunakan kalkulasi untuk memberikan pahala, melainkan Allah akan memberi lebih dari apa yang kita bayangkan. istilahnya, kalau kita tidak itung-itungan dalam mempersembahkan amal dan bhakti kita kepada Allah, maka Allah pun juga tidak akan itung-itungan memberikan pahala dan kebahagian kepada kita.
orang yang mengerjakan ibadah karena hanya ingin masuk surga, sama dengan anak kecil yang mau belajar di play group, seneng karena di sana banyak mainanya. sementara orang yang melakukan ibadah dengan alasan takut masuk neraka, sama dengan siswa SD yang mau mengerjakan PR, karena takut akan hukuman yang diberikan oleh gurunya. bisa diakui kalau diantara kita memang banyak yang cenderung melakukan ibadah dengan alasan yang seperti itu. namun seperti belajar harusnya semakin kita pelajari hal itu mestinya kita semakin hari bisa semakin dewasa. samapai kapan kita hanya puas dengan hasil hitungan pahala? sampai kapan kita merasa puas karena telah melakukan kewajiban dan merasa lega karena terlepas dari ancaman api neraka.
sementara mereka anak-anak kita yang dulu di play group kita tak mau lagi diajak main kuda-kudaan. mereka bukan hanya tidak mau, tapi malah malu jika ketahuan sudah besar kok masih saja main kuda-kudaan. anak yang dulu takut kalau tidak mengerjakan PR karena alasan hukuman, kini tak ada lagi yang harus ditakuti, ditambah lagi seiring berjalanya waktu tambah usia, tambah gede juga tuh badanya, bahkan lebih gede dari gurunya. justru gurunya yang terkadang harus extra hati-hati karena khawatir anak didik nya itu akan melawan. namun yang terjadi anak itu justru lebih giat, dan itu tidak lain karena dia sadar nilai bagus dalam belajar adalah sesuatu yang membangggakan.

seandainya tidak ada surga dan neraka, melaksanakan ibadah ajaran islam sama sekali tidak akan merugikan. bila yang kita inginkan hanya kebahagiaan di dunia, maka betapa banyak contoh orang yang sholeh yang hidup bahagia di sekitar kita. dan banyak juga contoh lain, orang yang melanggar hukum ajaran islam yang hidup dalam ketidak tenangan. kalau kita beranggapan senang harus dengan mempunyai banyak harta, maka apakah dengan jalan melanggar hukum kita akan bisa kaya? kenyataan berkata lain bahwa mendapatkan harta tidak dapat dipastikan dengan cara dan usaha. dan kalaupun dengan segala cara ahirnya dapatlah harta itu, namun kenyataanya harta itu tidak akan dapat menjamin kebahagian. maka satu-satunya yang dapat menjamin kebahagiaan kita adalah hidup sesuai ajaran islam. kita lakukan apa yang mesti kita lakukan dan kita hindari apa yang mesti yang kita hindari.
dari sinilah mari kita kenali Allah sampai kita bisa mencintai-Nya, lakukan seolah-olah kita tidak akan pernah puas selalu berhadapan dan bercengkerama dengan-Nya. kesimpulanya adalah, perbaiki hati dan cara ibadah yang harus di utamakan, dengan hati yang baik maka seseorang akan cenderung berniat dan mengerjakan yang baik pula.Wallahu'alam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar