Selasa, 18 Juni 2013

Ibunda Orang-Orang yang Mati Syahid


Wanita itu sudah tua, namun semangat perjuanganya masih menyala, seperti hal nya wanita yang masih berusia muda. setiap tutur kata yang dikeluarkan dari bibirnya menjadi pendorong dan pemberi semangat orang-orang yang ada di sekitarnya. kata-kata nya mampu membakar dan membuai, maklum wanita ini adalah seorang penyair terbaik pada masanya. Al-Khansa binti Amru, demikian nama wanita itu. nama lengkapnya adalah Tamadhar binti Amru bin al-Haris bin Asy-Syarid, ia dikenal sebagai wanita yang cantik dan pandai di kalangan orang arap karena Allah memberikan hidayah kepadanya. Khansa menemui Rasulullah bersama kaumnya bani salim untuk masuk islam, lalu mengumumkan keislamanya. setelah masuk islam, kepandaian bersyair dan keberanianya digunakan untuk menyemarakan semangat para pejuang islam di medan perang. ia mempunyai empat orang anak laki-laki, semuanya diajarkan ilmu bersyair dan di didik berjuang dengan berani demi kemenangan dan kepentingan agama islam. khansa disebut-sebut sebagai simbol muslimah dan sosok seorang ibu yang teladan bagi kaum muslimah dalam keberanian, kebesaran jiwa, sekaligus pelambang kemulian sosok wanita muslimah. khansa juga memiliki kedudukan berprestasi jihad yang sangat mengagumkan dalam berpartisipasi dalam agama islam dan membela kebenaran. khansa turut menyertai kaum muslimin di medan perang. ketika Mutsanna bin Haritsah Asy-Syaibani berangkat ke Qadisiyah, pada masa pemerintahan Umar bin Khatab r.a, khansa berangkat bersama keempat putranya dalam pasukan tersebut. di medan perang pada waktu malam khansa mengumpulkan ke empat putranya untuk memberi petuah dan bimbingan kepada mereka. ia mengobarkan semangat keempat putranya untuk berperang agar mereka tidak lari dari peperangan, serta agar mereka mengharapkan syahid. berikut nasehatnya: " wahai anak-anakku! sesungguhnya kalian telah masuk islam dengan ketaattan. kalian telah berhijrah dengan suka rela dan hanya demi Allah, tiadalah selain Dia. sesungguhnya kalian adalah putra dari seorang wanita yang tidak pernah berhianat kepada ayah kalian. kalian juga tidak pernah membutuhkan paman kalian, tidak pernah merusak kehormatan kalian, tidak pula merubah nasab kalian.." "kalian mengetahui apa yang telah Allah janjikan untuk kaum muslimin berupa pahala yang agung bagi mereka yang memerangi orang kafir, dan ketahuilah bahwa negeri yang kekal lebih baik dari pada negeri yang akan binasa. Allah Azza wa Jalla berfirman, "wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga(di perbatasan) dan bertakwalah kamu kepada Ku supaya kamu beruntung" (QS. Ali Imran:20). maka ketika datang waktu esok ketika Allah menghendaki kalian masih dalam keadaan selamat, persiapkanlah diri kalian untuk memerangi musuh dengan penuh semangat dan memohonlah kepada Allah untuk kemenangan kaum muslimin. jika kalian melihat perang telah berkecambuk, ketika api telah berkobar, maka terjunlah kalian di medan perang, bersabarlah kalian menghadapi api perjuangan, niscaya kalian akan berjaya dengan ghanimah(rampasan perang) dan kemuliaan atau syahid di tempat yang kekal."
ke empat putra khansa mendengarkan wejangan dari ibunya dengan seksama. ketika pagi tiba, mereka segera bergabung bersama pasukan untuk menghadapi musuh. keempatnya gugur sebagai syuhada, ketika berita syahidnya keempat bersaudara itu samapai kepada Al-Khansa, sang bunda tidak menjadi terguncang atau meratap. ia justru mengatakan suatu perkataan yang masyur yang tercatat oleh sejarah: " segala puji bagi Allah yang memuliakan diriku dengan syahidnya mereka, dan aku berharap kepada Rabb ku agar Dia mengumpulkan diriku dengan mereka dalam rahmat-Nya". dari peristiwa itu Al-Khansa mendapat gelar "Ummu Syuhada", ibunda orang-orang yang mati syahid. Al-Khansa sendiri wafat di Badiyah pada awal kekhalifahan Ustman bin Affan, tahun 24 hijriyah. (CahayaQu, berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar